Ronaldo mulai mencuri perhatian dunia saat Manchester United (MU) membelinya dari Sporting Lisbon. Ia tiba di MU pada musim panas 2003. Menurut cerita dalam buku biografi karya Guillem Balague, Ronaldo hakulyakin akan langsung dipinjamkan kembali ke Lisbon. Ia bahkan tidak membawa baju ganti ke Inggris. Namun, ia ternyata tidak dipinjamkan. Pada 16 Agustus 2003, Ronaldo memulai debutnya di MU pada usia 18.
Sir Alex Ferguson, pelatih MU saat itu, menaruh perhatian lebih untuknya. Sir Alex menginginkan Ronaldo berkembang menjadi pemain depan yang tak terhentikan dan paling mematikan. Ia ditempa untuk menjadi pemain terbaik dunia, dan memang berambisi ke sana. Ronaldo bersedia mengikuti latihan-latihan tambahan untuk memperbaiki kemampuan dan bentuk tubuhnya.
Selama tiga musim pertama, torehan golnya memang tidak terlalu mengesankan. Dari 95 penampilan pertamanya di tiga musim Liga Inggris, Ronaldo hanya mencetak 18 gol biasa. Tapi ia tumbuh menjadi pemain yang semakin cepat, kuat, lincah, dan akurat dalam melepaskan umpan maupun tembakan.
Bukan hanya latihan fisik yang menempa kemampuan Ronaldo. Beberapa peristiwa penting pada masa itu sepertinya punya andil mendewasakan kepribadiannya. Di final Euro 2004, seantero planet menyaksikannya menangis tersedu-sedu setelah ia gagal membawa Portugal menjadi juara Eropa. Pada September 2005, ayahnya meninggal dunia karena menderita liver sirosis.
Pada hari ayahnya terbaring lemah di sebuah rumah sakit di London, ia menemui Sir Alex. “Bos, perasaan saya sedang tidak baik. Saya ingin menjenguk ayah," katanya. Sir Alex menjawab, “Cristiano, kamu mau pergi satu hari, dua hari, satu minggu, boleh. Saya akan menunggumu di sini karena kamu tahu kamu sangat penting (untuk tim), tapi dahulukanlah ayahmu.” Ronaldo sering sekali mengulangi kisah ini, untuk menunjukkan betapa hebat dan pentingnya sosok Sir Alex dalam hidupnya, bagi karier sepakbolanya. Dalam banyak kesempatan, Ronaldo menyebut Sir Alex sebagai ayahnya dalam sepakbola.
Setelah Piala Dunia 2006 di Jerman, Ronaldo menjadi musuh nomor satu publik Inggris. Dalam laga Portugal kontra Inggris, ia terlibat insiden dengan Wayne Rooney, rekan setimnya di United, yang menyebabkan Rooney dikartu merah. Lagi-lagi Sir Alex berada di belakangnya—sebagaimana Sir Alex pernah membela David Beckham setelah tragedi katu merah memalukan di Piala Dunia 1998. Di musim 2006-07 inilah, Ronaldo membuat lompatan besar. Dia memimpin torehan assists di Liga Inggris dengan jumlah 17, dan mencetak 17 gol.
Musim 2007-2008 lebih menggairahkan lagi bagi Ronaldo. Ini adalah puncak pencapaiannya selama di United. Bersama Carlos Tevez dan Wayne Rooney di lini depan, Ronaldo terlibat dalam salah satu trio penyerang paling menakutkan dalam sejarah sepakbola modern. Trio ini begitu cair, tidak konvensional, saling bertukar posisi, menciptakan gol-gol cantik yang akan selalu dikenang semua fans United. Mereka berhasil membawa United menyabet gelar juara Liga Inggris dan Liga Champions. Di akhir musim, Ronaldo keluar sebagai pencetak gol terbanyak: 31 gol di Liga Inggris, dan 8 Gol di Liga Champions. Tak pelak lagi, Balon d'Or dan predikat sebagai pemain terbaik dunia FIFA diberikan kepadanya.
Pada musim panas 2009, ia dibeli Real Madrid dan memecahkan rekor transfer £ 80 juta. Nilai itu menjadikannya sebagai pemain termahal di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar